Rabu, 28 Mei 2014

Gili Air - Gili Meno, Lombok, Nusa Tenggara Barat

28th May 2014, Gili Air - Gili Meno, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Setelah sarapan, kami menyewa perahu untuk mengunjungi Gili Air dan Gili Meno. Sebaiknya check harga sewa di beberapa tempat persewaan, karena harganya bervariasi. Akhirnya kami pilih satu yang persewaannya paling dekat dengan hotel kami. Kami deal Rp. 1.200.000/boat, jenis speed boat (penawarannya Rp.200rb/orang x 6 org). Persewaan juga menawarkan sewa perahu dengan bottom
glass , lantai perahu ada kacanya, memungkinkan penumpang melihat kehidupan bawah laut jika tidak ingin snorkling. Sayang, saya lupa nama persewaan ini dan lupa foto juga.






Kalau bepergian ke Lombok, memang lebih baik rombongan, minimal 6 orang. Karena akan lebih hemat, terutama untuk biaya-biaya yang bisa di-shared. Seperti sewa boat atau sewa mobil di main-land, pulau Lombok.



Menuju danau



Untung kami ditemani oleh "sopir" boat yang baik hati dan sadar wisata.
Dia menunjukkan cara cepat menuju lokasi, dan things to do, karena memang kami terbatas
waktu, jam 12 siang sudah harus meninggalkan Gili Trawangan menuju pulau
Lombok lagi. Chasing our flight to Bali.
Kami juga tidak sempat snorkling...

Kami langsung menuju Gili Meno.
Di pulau ini sepertinya hotel hanya sedikit, memang sepi, cocok untuk menyendiri (hehehe) atau honeymoon. Tapi menurut saya, kurang praktis, karena keramaian justru di Gili Trawangan, jadi harus ada extra biaya untuk sewa perahu pergi dan pulang.





danau itu





Ada semacam danau atau rawa, yang sayangnya kurang terawat. Mungkin memang sengaja dibiarkan tetap alami. Jadinya tidak bisa dinikmati berlama-lama. Sekali lagi, hanya foto-foto sebentar terus kami meninggalkan Gili Meno




Meninggalkan Gili Meno
 
Pose dulu sebelum nyemplung






Aktifitas selanjutmya, sopir menyarankan kami untuk "feeding nemo" alias kasi makan ikan.
Untuk itu kami perlu beli roti tawar di Gili Air terlebih dahulu.
Dan kami setuju-setuju saja.




 


Gili Air, lebih kecil dan sepi dibanding Gili Trawangan

Gili Air dari kejauhan


Find this....


Jadi kami ke Gili Air hanya untuk membeli roti tawar. Tidak sempat explore this small island.
Penjual roti tawar berkomentar, "Mau kasi makan ikan ya?, memang harus beli roti tawar, ikannya ga mau dikasi biscuit, mungkin karena udah biasa dikasi roti tawar sama bule-bule itu, jadi kebiasaan deh..."






Sibuk kasi makan si nemo
Nemo dan kawan-kawan berebut remah roti

Setelah kami dapatkan roti tawar, kembali ke boat, berperahu menjauh, dan mulai meremah-remah roti. Ajaib sekali....
Sebelumnya ikan-ikan itu tidak tampak, setelah remah roti larut di laut, ikan-ikan itu naik ke permukaan.
Lucu sekali...
Pengalaman luar biasa...


Travelling ke Gili Trawangan, Day-2

28th May 2014, Day 2 - Gili Trawangan

Pagi hari, jam 630, sebelum sempat sarapan, kami berangkat foto-foto.
hehehe... Penting banget.... Supaya kami bisa kejar sunrise.
Mengulang rute semalam sebetulnya, tapi dengan bantuan matahari pagi, kami
mendapati resto-resto dan hotel-hotel di sekitar sebetulnya cukup menarik, sebagian cantik, bahkan lucu..

Numpang mejeng


Saya potret beberapa hotel dari depan, karena berdasarkan pengalaman saya, browsing di Trip Advisor, 
beberapa hotel tidak ada foto front view-nya. Semoga membantu.

Di depan Funny homestay, kami langsung menikmati matahari terbit, kemudian
foto-foto di depan setiap resto atau hotel yang kami lewati. Sampai area Vila Ombak juga. 



Sekitar jam 630 waktu setempat, masih sepi




Setelah "cukup" puas berfoto (karena hanya setengah sisi depan pulau saja yg kami jalani), kami putuskan kembali ke hotel untuk sarapan. Seorang teman mengirim sms, sarapan kurang memuaskan, hanya pancake dan omelet. Sungguh beruntung, dalam perjalanan
menuju hotel, kami bertemu dengan pedagang nasi bungkus. 

Horeeee.... !!
kami dapat sarapan "ala jawa", alias harus tetap pakai nasi putih plus lauk pauk, dan kalau hoki plus sayur juga. Kami beli nasi bungkus seharga Rp. 10.000/bungkus, dan ternyata sangat memuaskan. Sepertinya pedagang nasi keliling cuma bapak ini seorang.

Dari semua rencana aktifitas, ada satu yang belum kesampaian, gowes alias bersepeda
mengelilingi pulau. Sebetulnya kami bisa naik kodomo, namun sepertinya cukup mahal, dan cukup untuk 3 atau 4 orang saja, padahal kami ber-6.

harus datang lagi..... 


Tir Na Nog
  


The Beach House



Pesona Gili 

 

Marine Walk registration desk





Dream Divers


Ko Ko Mo


Buddha Divers Hotel


Selasa, 27 Mei 2014

Travelling ke Gili Trawangan, Day-1


27th May 2014, Gili Trawangan

Setiba di Gili Trawangan, sekitar jam 8 malam, kami langsung check in di Funny Homestay 2.Jaraknya dari dermaga sekitar 30 mtr. Homestay ini modelnya bukan kamar berderet. Satu room satu rumah. Kalau tidak salah, cuma ada 5 room aja. Bersih. Dilengkapi AC dan fan tapi tidak ada TV. Malah ada safety deposit box. Harus bawa toiletries sendiri. Ruangan juga lumayan besar. Bathroom dengan shower.

Funny Homestay, konsepnya vila


Tanpa mandi, kami langsung keluar hotel, menikmati suasana malam hari. Di kanan dan kiri hotel berbagai macam bar dan resto dan beraneka menu, tinggal pilih. Massage juga ada.
Tidak  jauh dari hotel, di ujung dermaga terdapat pasar malam, ada yg bilang Art (night) Market, yg isinya trnyata warung2 makan saja, dgn harga "murah" menurut mereka. Satu tusuk cumi panggang dihargai Rp. 30ribu. Ikan setusuk Rp. 10ribu.
Pasar ini hanya buka malam hari.

Sate Seafood


Setelah makan, kàmi berjalan menuju Villa Ombak. Keren banget. Money talks.
Seperti biasa, foto sana foto sini, dilanjut dengam ice cream, di area vila ini juga. Boleh dicoba, harga standard, Rp. 25rb/scoop. Tidak mengecewakan. (tapi avocadonya pahit, beware... hahaha...)

Numpang foto di depan Villa Ombak

hampir jam 12 malam waktu setempat, kami kembali ke hotel, tidur pulas. Hari
yang sangat melelahkan, dari rumah Bekasi jam 1 dini hari dan malam  harinya tidur di Gili Trawangan jam 1 dini hari juga. Teler.

Ice Cream Counter di area Villa Ombak

Sekitaran homestay

Resto ini juga sederetan dengan homestay

Pasar malam, banyak menu bisa dipilih

Pasar malam penuh sesak

Massage juga boleh

Sarapan di homestay

ini kamarnya, terlihat pintu kamar mandi

Tidak ada TV, ada safety box

Kamar mandinya bersih dan luas (ga penting yah... hehe..)

Shower





Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat


27th May 2014, Makan Siang di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Dari Pink Beach, kami menikmati makan siang di rumah makan Lesehan Asri, Jl. Basuki Rahmat No. 18, Praya Lombok Tengah. Telp. 0370-653847.
Masakannya luar biasa... Jika ada kesempatan ke Lombok, saya pasti makan di resto ini lagi, dari Tanjung Luar sekitar 25 menit.



Saya suka banget "Beberok"nya, semacam sambal mentah terasi. Puedez.
Restonya lumayan luas, sejuk, karena banyak pohon. Ada lesehan juga.



Plecing kangkungnya sangat rekomended. Kebetulan di keesokan harinya, kami menikmati makan siang di Mataram, di sebuah resto terkenal. Menurut saya plecing kangkung Resto Asri ini lebih enak dibanding resto di Mataram tersebut. Bagi yg suka pedas, beberok juga boleh dicoba. Dijamin tidak kecewa. Hehehe.....
Waktu saya minta kerupuk (maklum, orang jawa -makan rasanya wajib ditemani kerupuk) pelayannya mengatakan kalau hari ini tidak ada kerupuk, dan ditawari kerupuk kulit. Kami
setuju saja.
Dan.... Waktu kerupuk kulit datang.... Luar biasa mantabs, baru digoreng, renyah, tipis, dan yg penting enak banget..

Di resto ini selain meja makan biasa dengan kursi, disediakan juga lesehan. Bersih. Sejuk. Karena selain banyak pohon, atapnya dijalari tanaman rambat. Toilet juga bersih.




Ada dua atau tiga tempat terpisah untuk meja makan. Dan semuanya dengan meja besar. Jika anda datang dengan grup, pasti selalu ada tempat untuk  bersama-sama di satu meja.






Jadi, kalau ke Pink Beach, jangan lupa mampir ke resto Asri ya...

Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan menuju Teluk Nare, untuk menyeberang ke Gili Trawangan. Tiba di Teluk Nare hari sudah gelap, untung kami sudah sewa speedboat, karena kapal umum hanya beroperasi sampai jam 2 siang saja. Kami sewa speedboat seharga Rp. 800.000 pergi-pulang, maksud saya biaya tersebut adalah biaya menyeberang ke Trawangàn dan biaya untuk menyeberang kembali ke pulau Lombok.


Pink Beach (Pantai Tangsi), Lombok, Nusa Tenggara Barat

27th May 2014 - Pink Beach (Pantai Tangsi, Lombok)

Tiba di Lombok Praya Int'l airport jam 8 pagi dari Soetta Airport  Jakarta dengan Lion Air, karena dari rumah masih terhitung dini hari, kami tidak sarapan. Dan travel menganjurkan kami sarapan Nasi Balap di depan airport. Enak ternyata, rekomended laaaahh... Ga mahal pula. Sayang sekali saya lupa foto restaurantnya. Setelah sarapan, kami ber-6 dengan mobil travel menuju Pink Beach, via Tanjung Luar.


Rumah adat Sasak


Karena kondisi jalan menuju pink beach yg sangat jelek, menurut info yg saya baca di internet, maka pilihannya adalah tetap lewat jalan darat  (sebagian) dan berperahu dari Tg. Luar ke Pink Beach. 
Sama seperti yg diceritakan oleh agen travel yg kami pakai.www.leta-transport.com Sewa mobil ELF Rp. 650.000. Sewa perahu Rp. 350.000/perahu, pergi-pulang.
Perjalanan darat menuju Tg Luar sekitar 1 jam,perahu ke Pink Beach sekitar 45 menit.

Oh ya, dalam perjalanan kami mampir ke desa adat Sasak Ende.
Sebetulnya bukan yang ini yg kami mau, apa daya kata sopir, desa Sasak Sade jauh sekali, berlawanan arah dengan tujuan utama kami ke Tg. Luar. 

Desa Ende, kurang menarik, mungkin karena belum dikelola secara profesional.
Maaf-maaf saja, saya ga kuat bau kotoran sapinya... Yang mereka pakai sebagai "semen" untuk lantai rumah.


lingkungan rumah





Penduduk menjual bahan tenun, tidak ada paksaan untuk membeli




Pelabuhan Tg Luar, terkesan kotor, mirip dengan Muara Angke, Jakarta, bagi teman2 yg sering bepergian ke Pulau Seribu, Jakarta. 



Pelabuhan Tanjung Luar




Perahu-perahu di Tg. Luar


Perahu yang kami sewa, kapasitas 6 orang


on the "way"

taarraaaa.....!!! Pink Beach...!!

 


Setiba di Pink Beach, sangat disayangkan, karena tidak ada toilet umum yg "representatif", hanya "bilik bambu" saja, itu pun harus bayar 5000 ke penjaganya. Makan dan minum juga adanya warung yg menjual minuman dingin botolan, dan mie instant. Menurut saya pribadi, pemda tidak cukup perhatian dengan potensi wisata pantai ini. Sedih sih sebetulnya.. tapi, apa daya....



sekitaran Pink Beach


 

Pantainya bersih, cantik. Jadi kami hanya foto-foto sebentar di pantai, tidak "mengeksplor" pulau secara keseluruhan, karena kami terbatas waktu menuju Gili Trawangan.

ayo, segera diplening-ken jalan jalan ke Pink Beach...!!
cheersss...