Senin, 27 April 2015

Museum Kata Andrea Hirata, Belitung Timur


Exited banget saya hari ini. 
Ke Museum Kata brroooow... 
Yang bahkan salah satu temen saya tidak tertarik untuk datang ke sini. 
Kata dia,"Emang ada apa sih di situ?'
Saya juga ga tau, ada apa disini, tapi saya penasaran aja.



 


Tidak rugi saya ke sini. Harusnya sih, kalo ke sini, baca semua tulisan di tembok, entah literatur, entah puisi, atau cuma quotes orang terkenal. Kenyataannya, saya cuma baca yang tulisannya gede aja. Hahaha... Karena saya sibuk foto di setiap spot yang pokoknya menurut saya lucu, asik...






Museum ini sebetulnya rumah biasa, yang dipertahankan keasliannya dan kesederhanaannya. Sangat disayangkan, rumah ini kurang perawatan. Demi masa depan, sewajarnya Bang Andrea sudah harus mulai mengelola museum ini secara profesional.






Sebetulnya museum ini bukan melulu berisi "kata" , justru menurut saya, tertangkap juga minat Bang Andrea pada seni secara umum. Terlihat dari banyaknya lukisan-lukisan, banyak foto, alat musik, bahkan seni instalasi dan interior desain.

Jadinya, saya ga sempat baca-baca, cuma "jeprat-jepret" alias foto aja sana sini.













Di bagian belakang rumah, disediakan kedai kopi, bagi yang butuh coffe-break selepas membaca semuanya. Namanya Kupi Kuli. Di bagian sini juga, ada jasa pengiriman kartu pos unik khas museum kata, untuk dikirimkan ke siapa aja, dimana aja, layaknya kantor pos. Tapi bayar yaaa.. 



 Di bangunan sebelah, berbeda dengan rumah utama, seolah ruang musik dan ruang belajar aja.


 











 
Dan di bagian paling belakang dibuatlah replika SD Muhammadiah Gantung, yang ada di film Laskar Pelangi. Replikanya sendiri, lokasi shooting film, sudah sangat buruk kondisinya. 




Vihara Dewi Kwan Im, Belitung Timur


Hari ini adalah hari terakhir kami di Belitung dalam masa 2 hari di Belitung Barat dan 1 hari di Belitung Timur, Sabtu 25 April, Minggu 26 April, Senin, 27 April 2015
Perjalanan dari hotel Guest di pusat kota Manggar menuju Vihara Dewi Kwan Im lumayan jauh, sekitar 45 menitan. 



Sesampai di vihara, tidak tampak pengunjung sama sekali. Mungkin karena bukan hari sembahyang. Terlihat beberapa tukang bangunan yang sedang  bekerja, rupa-rupanya vihara sedang memperluas area.







Saya pikir hanya yang chinese aja yang nyaman masuk ke vihara, mungkin juga yang nasrani. Kalau temen-temen muslim pasti tidak nyaman masuk ke dalam. Jadi tidak terlalu menarik.


Tidak banyak yang bisa dilihat disini. Struktur bangunan maupun desain juga tidak istimewa. Vihara ini sudah berumur rupanya, terlihat dari foto-foto yang dipajang di dinding, foto-foto tahun 1950an. 








 Saya memutari vihara dan berbincang sejenak dengan penjaganya, trus meninggalkan vihara dan menuju spot berikutnya, Museum Kata Andrea Hirata dan replika SD Muhammadiah Gantung.










Sanggar Batik Simpor, Kampoeng Ahok, Belitung Timur





Ternyata dari Vihara Dewi Kwan Im ke Gantung, tempat Museum Kata dan tempat tinggal Pak Ahok, mantan Bupati Belitung Timur, lumayan jauh juga, sekitar 45 menitan.

ini rumah Pak Ahok, mantan Bupati Belitung Timur

Tempat tinggal pak Ahok masa sekarang ini ditinggali oleh ibu pak Ahok dan keluarga adiknya yang menjadi bupati Belitung Timur. Jika pak Ahok dan istri pulang ke Belitung, mereka juga tinggal di rumah ini.


 Meskipun masih ditempati, di halaman samping rumah ini dimanfaatkan sebagai salah tujuan wisata Beltim, berupa sanggar batik, selain membuat batik, pengunjung bisa belajar membatik dan berbelanja bahan-bahan batik. Tempat ini dinamai Sanggar Batik Simpor.





Namun sayang sekali sanggar ini kurang rapi penataannya, memang tidak luas, tapi alangkah baiknya jika sanggar ini rapi dan bersih, mungkin ditambah pohon besar, biar rindang, sejuk, saya yakin lebih banyak pengunjung akan datang ke sini.

















Di depan rumah pak Ahok sedang dibangun rumah adat Belitung, tapi saya tidak tahu pastinya untuk apa nantinya, hanya saja tempat itu dinamai Kampung Ahok.
Setelah rumah Pak Ahok, tujuan berikurnya adalah Museum Kata Andrea Hirata. 
Horeee.... !!