Sabtu, 05 November 2016

Kebun Bunga Begonia, Maribaya, Lembang, Bandung





Setelah menghabiskan waktu di Maribaya Spa and Resort, kami menuju tujuan berikutnya yaitu Kebun Bunga Begonia, yang memang lokasinya "segaris" dengan resort tsb.

Bepergian atau jelasnya wisata saat musim hujan memang agak-agak mengesalkan gimana gitu.... Setiba di kebun ini, hujan turun deras, jadi tidak bisa beraktifitas. Alias harus diam menunggu.  


Kami menunggu hujan reda sambil minum coklat dan kopi di resto Gloria di dalam kebun. Tahu pedasnya lumayan enak. Cocok buat menemani coklat hangat saat dingin begini.




Setelah hujan reda, barulah kami "memutari" kebun, foto-foto di setiap spot yang ada. Saya pikir, saya kok  begini amat ya, jalan 4-5 langkah, berhenti, foto, jalan dikit lagi, foto lagi... Lebay, kata anak-anak jaman sekarang. Tapi gimana lagi, tempat ini memang cuma buat foto... Pada sore hari, seperti sekarang, sekitar jam tigaan, pengunjung jarang, jadi tidak perlu antri buat foto.



Yang pasti, menurut saya sih, kebun ini memang dibuat berusaha memuaskan pengunjung yang memang hobinya foto. Karena bisa dilihat disini, ada spot-spot buatan dengan ornamen macam-macam yang lucu. Siapa yang tidak ingin foto ?? Terutama perempuan remaja, tapi ibu -ibu setengah baya juga banyak sih...



Tanaman berbagai jenis, berwarna-warni ada di kebun ini. Meskipun tidak luas, kalau buat foto-foto, cukuplah, menurut saya. 


Kebun ini jelas bukan dibuat untuk kepentingan olah raga. Jangan berharap bisa jalan kaki sampai keringatan, apalagi jogging. 


Kebun juga bersih, tertata dengan baik, dan rapi. Jalur orang sudah di-paving block, jadi tidak berlumpur saat hujan.



Terdapat barang-barang bekas yang yang dipoles cantik dan dimanfaatkan untuk mempercantik kebun, dan tentu saja biar bisa dipakai buat foto



Maribaya Natural Hot Spring Resort, Lembang, Bandung


Kata orang Maribaya sekarang sudah jauh berbeda dibanding Maribaya beberapa tahun yang lalu. Meskipun saya sendiri tidak mengalami perubahan itu, namun sesampai di area kedatangan memang terasa sentuhan modernnya. Tepatnya setelah membeli tiket masuk. Masuk area sudah menggunakan kartu plastik, dan bukti pembayaran bisa ditukar dengan air minum mineral di area foodcourt.


Masih di area kedatangan juga, di seberang food court terdapat toko souvenir.  Toko souvenirnya lucu ya, tapi saya tidak masuk, tidak tahu apa yang dijual, pastinya sih cendera mata yaah....hehe..

penampakan kantin


Setelah melewati check-in counter alias pintu masuk, terlihat beberapa warung dan toko di dalam. Penataannya manis. Enak diliatnya 


warung-warung dan toko itu ada di balik tembok ini, sepertinya adalah wajib foto disini
 
Area sini menurut saya, area paling cantik.


Bisa makan di saung ini kalau beli makan di salah satu warung di seberangnya

Terlihat dari jauh kolam air panas

Bagi yang hobi berendam air panas, silahkan menikmatinya, di kolam yang gratis atau di kolam berbayar. Yang tentu saja beda fasilitasnya. Kebetulan saya tidak menanyakan berapa biayanya. 
 
Kolam air panas satu lagi, yang ini terlihat lebih baik di banding yang sebelumnya dan lebih private


 Areanya bersih dengan lanskap yang cantik. Asik juga sih. Di bagian dalam disediakan area bermain untuk anak.Ada juga spot-spot tertentu dibuat untuk pengunjung foto-foto. Yang spotnya lucu, tentu saja perlu antri. 







Cafe penuh pengunjung, karena interiornya yang cantik dan bisa foto dengan latar belakang "air jatuh"



Ini yang saya bilang "air jatuh"  hehehe.. yang juga bisa dilihat dari dalam cafe. Bagi yang tidak masuk ke cafe, disediakan area yang bisa mendekati air ini. Hanya saja sayangnya area ini kurang dirawat biar lebih cantik, meskipun bersih.



 Curug Maribaya-nya sendiri juga sudah dimodifikasi sedemikian supaya aman bagi pengunjung. Tapi saya pikir justru mengurangi rasa naturalnya. Lagi-lagi untuk kepentingan pengunjung yang ingin foto-foto, biar tidak perlu berbasah-basah.


Pengunjung di bawah sedang berfoto di "anjungan" jadi tidak perlu berbasah-basah





.


Sabtu, 15 Oktober 2016

Tangkuban Perahu, Ciater, Bandung




Kali ini adalah kedatangan saya kedua kalinya ke Tangkuban Perahu, kedatangan sebelumnya sekitaran tahun 2011. Tidak ada perubahan dari waktu ke waktu sepertinya. Pengunjung juga normal normal saja. Tidak penuh sekali dan tidak sepi juga. Padahal akhir pekan. Mungkin beda suasananya di masa-masa libur sekolah. Ditambah dengan semakin bertambahnya beberapa tempat wisata baru di Bandung dan sekitarnya



Sebetulnya kalau tidak hujan dan mendung, foto dari atap ini (foto di bawah) pasti bagus jadinya. Karena kabut menutup semua permukaan lembah, jadinya tidak terlihat apa-apa.



Semasa musim hujan memang selalu kurang mendukung suasana untuk urusan jalan-jalan. Kali ini juga, baru tiba sebentar saja, hujan sudah mengguyur. Jadi mengurangi semangat eksplore saya. Teman-teman Jepang juga terlihat kurang tertarik.


teman-teman Jepang asik juga mengamati barang-barang dagangan
 
 

Deretan pedagang oleh-oleh, makanan dan souvenirs, kerajinan tangan, busana, dan kawan-kawan. Seingat saya, dulu di area sini penuh dengan pengunjung, sekarang berasa lengang.



Menikmati jagung bakar aja, nikmat.


Sambil berteduh, minum bandrek, pakai 'gelas" bambu. Buat tamu-tamu saya yang orang jepang, gelas bambu adalah hal baru buat mereka, meskipun minum air jahe manis panas sudah biasa.


Temennya tahu goreng atau pisang goreng.

Sepertinya Tangkuban Perahu harus berbenah, mempercantik diri, kuatirnya perlahan kawasan wisata ini semakin kehilangan pengunjung. Sangat disayangkan.

 

Minggu, 02 Oktober 2016

Adventist Hospital, Penang, Malaysia, edisi 2



Karena saya hanya perlu konsultasi dengan dokter di Penang Hospital, jadinya saya pilih hotel kecil aja, di seberang rumkit. Tiba dengan pesawat Air Asia sudah siang dan menjelang sore baru tiba di penginapan. Setelah check in, masuk kamar dan istirahat sebentar, saya keluar lagi dari hotel, sekedar untuk melihat rumkit, dengan harapan supaya esok pagi lebih mudah untuk menjelajahi rumkit. Waktu saya terbatas, besok sore saya sudah harus terbang kembali ke Jakarta.


saya menginap di Apple 1 Hotel, sangat standar

Rumkit ada di "seberang" penginapan

Setelah "survey" ke Penang hospital, saya tidak langsung kembali ke penginapan, saya berjalan di sekitaran situ, ada apa saja di sekitaran penginapan dan rumkit. 



 Tepat di seberang rumkit dan di samping hotel saya, terdapat komplek ruko dengan hotel, tentu saja kelasnya lebih tinggi dari hotel yang saya pilih, George Town City Hotel namanya



Di kompleks ini terdapat toko-toko menjual aneka barang, baju, makanan, oleh-oleh, bahkan ada juga bar dan karaoke. Di lantai dasarnya ada minimarket buka 24 jam dan KFC, idola warganegara Indonesia, hehehe.....



Berjalan menjauh dari hotel, satu blok di belakang hotel adalah kawasan wisata makan dan area komersial.



Yang pertama kali terlihat di seberang jalan adalah Plaza Gurney, sama seperti di Indonesia, banyak toko di dalam dan aneka restoran.



Masuklah ke dalam mall, sampai ke arah pintu keluar di belakang, lebih banyak restoran di sana. Tempat ini menarik juga untuk menghabiskan sore. Apalagi di belakang sudah terlihat pantai, warga setempat menamakannya Pesiaran Gurney.




Setelah di luar, bagian ini juga merupakan pintu masuk, jika di akses dari arah pantai



Di sisi kanan Plaza Gurney terdapat Hotel G, yang sebetulnya "menempel" dengan Plaza Gurney.




Memasuki lobby Hotel G

Lobby Hotel G



Keluar dari Hotel G, saya melalui pintu yang berbeda, dan tibalah saya di taman bermain, di samping Plaza Gurney



dari taman ini saya berjalan ke sisi kiri Plaza Gurney, saya sampai di Gurney Paragon, mall yang lebih besar dan terlihat lebih mewah dibanding Plaza Gurney




  Dari depan Gurney Paragon saya menyeberang jalan, mengambil rute yang berbeda dengan kepergian tadi. Setelah satu blok, saya jumpai gereja katolik, Church of the Immaculate Conception.


 


 
 
 
Ruko ini terletak di samping gereja
Terlihat food court di seberang gereja
 
Jadi boleh dibilang, kawasan ini sudah lengkap, dan bisa memenuhi kebutuhan apabila ada sanak saudara yang menjalani perawatan sebagai pasien di Penang Adventist Hospital.