Sabtu, 02 Desember 2017

Sensoji Temple, Asakusa, Japan



From 7am to 7pm, what to do in Tokyo, jilid - 3

Keluar dari Asakusa station, saya mencari-cari dimana tepatnya Ichiran ramen resto. Kalau lihat di google seeharusnya posisinya dekat dengan pintu stasiun. 
Saya tidak ON kan wifi router saya, kuatir malah nyasar, saat jalan kaki, biasanya GPS-nya tidak akurat. Jadi lebih baik bertanya ke "ahlinya"








Di depan pintu stasiun terpampang tawaran keliling Asakusa dengan mengendarai riksaw. Pengemudinya anak-anak muda Jepang. Mahal bro...







Kepada sopir riksaw-lah saya bertanya dimana Ichiran ramen resto, sedikit English,
 Ichiran Ramen..?  dijawabnya, "straight, left."
Ok deh kakak..


Dari luar hanya selebar itu memang, saya bingung, lah.. dimana makannya..???
ternyata posisinya di basement, dan di dalam lumayan luas. Kebetulan saya sampai disini masih jam 11, belum pada datang tamunya. Aman..


Pesan makanannya dari vending machine, sebelum ambil duduk. Setelah keluar kuponnya, pelayan akan mendekati kita, meminta kupon, dan memberikan sehelai kertas. Yang isinya adalah preferensi kita, seperti apa ramen yang ingin disajikan. Dari vending machine, hanya pilihan menu utama, kertas ini lebih kepada "asesoris" kuahnya bening atau susu, pakai daun bawang atau tidak, pedas atau tidak pedas, dsb. Air mineral gratis.


Saya pilih duduk disini, per "bilik" hanya untuk 1 orang. Kan saya lagi sendiri juga... Air mineral ambil sendiri ya, ada dispenser panas dingin gitu, sama seperti punya kita. hehe...
Tersedia pinsil di meja dan gantungan baju, jika kita mau lepas jaket.


Akhirnya ramen NON HALAL ini sampai di meja saya. Wenak banget memang...

Kemudian saya berjalan berbalik arah, karena menurut gmaps, lokasi Sensoji temple memang di sisi yang lain dari Asakusa station, tidak berada di sisi yang sama dengan Ichiran. Atau mudahnya, kalau ke Ichiran - dari stasiun belok kiri, nah kalau ke sensoji, dari stasiun belok kanan, gitu-lah..


Kaminarimon atau Kaminari gate, sabtu siang, gimana bisa foto sodara ?

Lima menit kemudian, saya sudah sampai di kaminari gate. Pintu masuk Sensoji temple yang Ada lampion super besar. Sampai di situ.. aduh.. pusing saya. Penuh banget dengan manusia. Tidak bisa foto. Berarti kalau ke sini harus pagi sekali atau sore hari, tapi dengan resiko toko-toko sepanjang Nakamise street masih tutup.




Nakamise street adalah nama jalan yang menghubungkan kaminarimon dengan Sensoji Temple. Sepanjang jalan ini kanan-kirinya adalah toko oleh-oleh, penjual street-food. Umumnya tidak bisa ditawar. Untuk harga, sepertinya kalau di Jepang harga barang di semua tempat sama. Beberapa barang malah "Made in China" hehe...

















Sebetulnya Tokyo Skytree dekat dengan Sensoji Temple, tapi saya kurang berminat. Dari Nakamise Street, terlihat Tokyo Sytree menjulang.






Saya berjalan sampai depan Sensoji temple, saya tidak tertarik untuk masuk ke dalam temple, karena banyaknya pengunjung. Buat saya, terasa tidak nyaman. Foto aja di depan temple. Trus pergi meninggalkan tempat itu. Mestinya masih ada sisi lain di belakang Dan kanan kiri temple yang bisa diexplore. Saya skip juga. Tidak apalah.. saya masih ingin ke tempat lain.









Mungkin karena weekend juga, jadi ramai sekali.













Ada yang terlewat.. Sehabis makan saya tidak langsung menuju Sensoji temple, saya malah menyeberang jalan, tertarik dengan jembatan warna merah, yang posisinya lebih tinggi dari jalanan.

Ternyata area jembatan ini adalah jembatan yang melintas di atas Sumida River, sekaligus akses menuju Tokyo Skytree.




Sebelum jembatan terletak dermaga Tokyo Cruise. Untuk lebih jelasnya ini website Tokyo Cruise_Suijobus  Perahu ini melalui beberapa dermaga. Kalau saja saya punya waktu lebih panjang, saya pasti naik perahu ini menuju Odaiba.

Menurut saya, kita perlu mencoba semua transportasi umum yang ada di suatu tempat yang kita kunjungi. Untuk memperoleh pengalaman yang berbeda. 


Berikut ini foto boatnya dari dekat. Kalau lihat di google sih, boatnya bagus, keren.

Silahkan coba...


Nah, dari dermaga ini kita bisa foto dengan latar belakang Tokyo Skytree, dan gedung Asahi Beer. Sayangnya gedung Asahi beer sedang direnov dan ditutup kain, jadi kurang asik kalau difoto.



Begitulah cerita saya siang ini di Asakusa. 

Saya kembali ke stasiun Asakusa, menuju spot berikutnya, yaitu Tokyo_City_View di Roppongi Hills. Stasiun terdekatnya adalah Roppongi Station 
Katanya sih tempat hangout orang-orang kaya, katanya yah, saya tidak paham. Buat saya sih tidak penting. Yang penting adalah skydecknya.. hahaha...

Bagaimana cara saya menuju ke Tokyo City View? 
Tentu saja, pertama-tama adalah gugling via Google Maps. 
Carilah Tokyo City View, kemudian pilih "Direction" 
Tentukan titik awalnya adalah Asakusa Station
Maka hasilnya adalah seperti di bawah ini :

Ada 3 pilihan rute yang bisa diambil





Saya pilih opsi ke-2, dengan Ginza Line. Sedikit lebih lama.
Dari Asakusa Station naik Ginza Line, trus turun di Ginza station, pindah ke Platform 5 dan ganti subway Hibiya Line. Keduanya adalah milik Tokyo Metro subway. 
Untuk urusan pindah platform atau pindah kereta, tidak usah terlalu dipusingkan, karena petunjuknya jelas sekali, dan english pula.



Lihat gambar berikut ini, yaitu peta Hibiya line, ditandai dengan huruf H diikuti dengan angka. Di H-08 artinya Hibiya Line melewati stasiun Ginza, dan ada pertemuan dengan Ginza Line yang ditandai dengan Huruf G lingkaran kuning.



Bagaimana dengan opsi 1 atau opsi 3?
Keduanya memakai perusahaan subway yang berbeda, dari Asakusa station naik Toei Subway (lingkaran ungu) dan turun di Higashi-Ginza station, kemudian harus pindah station meskipun cuma 210 meter, untuk naik Hibiya Line yang dimiliki oleh Tokyo Metro Subway.




Semoga sedikit sharing saya tadi bisa membantu teman-teman yang sedang "studi" tentang perkeretaan di Tokyo alias Tokyo train system yang kata banyak orang sangat rumit bin njelimet.
Saran saya, andalkanlah google maps, fasilitas "directions"nya sangatlah memudahkan traveller. Kalau mau tool yang lain, sebagai pembanding, pakailah Hyperdia


Eh iya, WIFI Router saya dapat dari head-office, fasilitas gitulah, Sangat membantu saya berhemat, daripada sewa toh... Kalau mau sewa dan sudah terlanjur terdampar di Jepang, salah satu opsinya adalah sewa dari https://www.jrpass.com/pocket-wifi rental
Kalau belum terbang, sewa dari Jakarta juga banyak, gugling aja...





Ueno Park, Tokyo, Japan


From 7am to 7pm, what to do in Tokyo, jilid - 2


Karena hari ini adalah hari terakhir saya di Tokyo, maka saya harus benar-benar manfaatkan waktu saya. Apalagi pesawat kembali Jakarta dengan ANA terbangnya jam 00.10 alias dini hari besok. Jadi saya masih bisa pusing-pusing di Tokyo sampai jam 7an. Setelah itu harus bergerak ke airport, karena check-in closing time-nya jam 21.00. 



Dari Tokyo station, sekali lagi saya naik JR Yamanote Line, praktis, sekali naik, tanpa transit. Karena di Tokyo cuma satu hari saya tidak beli paket tiket, pass-ini atau pass-itu, meskipun ada paket 24 hours Tokyo Subway Pass Dengan harga JPY800, uang saya tidak akan balik modal.  

Lagipula saya lebih banyak pakai JR Yamanote Line. Pun saya tidak beli paket JR Tokyo 1 day Ticket seharga hampir JPY1600, sangat tidak economical buat saya. Sekali perjalanan dengan JR berkisar JPY170 sampai JPY200, tergantung jarak ya. Berarti minimal saya harus pakai 8 kali perjalanan dengan JR line yang masing-masingnya seharga JPY200 supaya balik modal. Masalahnya, rute saya sehari ini tidak sepadat itu.  



Turun dari kereta signboard menuju Ueno Park jelas sekali. Ikuti petunjuk "Park Gate"

Nah... inilah pintu keluar station menuju Ueno Park


Setelah melewati gate-nya, berikut penampakan JR Ueno Station


Di seberang pintu ini adalah pintu masuk Ueno Park. Free Entry ya.. Sebelum masuk, ada peta taman, luas banget, saya hanya sepintas saja lihatnya, karena toh saya tidak mungkin mengelilingi taman, bisa seharian habis waktu di sini. Dan pusing juga bacanya... hahaha...



Pertengahan sampai akhir November adalah masa yang tepat untuk menikmati musim gugur di sebagian besar wilayah Jepang. Warna kuning daun ginko dan merah daun maple sedang cantik-cantiknya. Orang Jepang bilangnya "koyo" 

Tripodnya disangkutin di kursi taman hahaha... Nasib soloist.. 

Salah satu spot bagus untuk menikmatinya adalah Ueno Park. Untuk spot-spot lainnya, silahkan check cerita dari Japan-guide.com/Tokyo_Koyo 

Sebetulnya apa yang bisa dilihat di Ueno Park...? Wah... banyak sekali. Taman ini sangat luas. Saya hanya berjalan di area pinggir saja. Kejar waktu.. biar bisa jalan ke tempat lain. Kan yang penting sudah pernah kesini. 

Info detail mengenai Ueno Park bisa dibaca di Japan-guide.com/Ueno_Park



Meskipun matahari bersinar cerah, saya masih berasa kedinginan, sepertinya kopi hangat bolehlah... oh iya.. Starbucks-nya cantik.

Design tutup lubang saluran bawah tanah berbeda-beda tiap kota

Salah satu museum di sini, adalah Tokyo National Museum. 


Masih tutup, karena saya tiba disini masih sekitar jam 8



Harga tiket JPY620 untuk dewasa, buka mulai jam 9 pagi

Sepertinya atraksi utama di sini adalah Ueno Zoo. Saya tidak masuk ke zoo-nya. Jam buka 9.30 pagi, tiket masuk JPY600 dewasa.






Foto-foto lumayan makan waktu juga, kalau foto sendiri, sibuk ngatur tripod gorila, kalau minta tolong orang, harus pilih-pilih, kira-kira siapa yang mau bantu. Karena ada yang terang-terangan menolak, dengan melambaikan tangan sambil bilang, "No..!No...! No..!"


Patung Mr. Hideyo Noguchi, bacteriologist yang menemukan bahwa sifilis bisa menyebabkan lumpuh progresif

Saya berjalan sepanjang boulevard-nya.  




Melewati Kiyomizu Kannon Temple



Kemudian terlihat antrian manusia begitu panjangnya.. Setelah selidik-punya selidik, ternyata mereka sedang antri memasuki museum seni, Ueno Royal Museum namanya.







Hari ini showing lukisan macam ini, Fear in Painting, tajuknya


Saya jalan lagi, buat saya lebih bagus jalan masuk berbeda dengan jalan keluar, jadi beda pula pemandangannya. 



Patung Mr. Saigo Takamori, salah satu samurai berpengaruh dalam memimpin restorasi Meiji.

Ini adalah sebagian kecil Ueno Park yang saya kunjungi, saya bertekad ke sini lagi, tapi explore sisi yang lain. Semoga Tuhan berikan kesempatan... amin...


Akhirnya saya meninggalkan Ueno Park, melewati tangga ini, dan menyeberang ke arah Ueno Station, Shinobazu Entrance Gate. Dekat dengan Ameyoko Market.




Dari Ueno Station, tujuan berikutnya adalah makan siang di Asakusa. Ichiran Ramen yang terkenal.

Karena Asakusa tidak dilewati Yamanote line, maka dari Ueno menuju Asakusa harus naik subway, yaitu Ginza line. Ongkosnya JPY170
Perhatikan, angka dalam lingkaran adalah ongkosnya, dihitung dari stasiun ini.





Maaf, buram, semoga terbaca ya.. sebelah kanan kotak kuning


Lihat kotak kuning, itu adalah penanda Ueno Station, di kotak kuning itu tertulis "This Station"
Ke Asakusa, arahnya adalah ke kanan, yaitu 3rd stop, setelah Inaricho, Tawaramachi dan final stop di Asakusa


Ke Asakusa ada di Platform 2, platform 1 sama-sama Ginza line tapi arah sebaliknya. Jadi jangan salah platform.


Petunjuk menuju platform 2 


Sesampai di Platform 2, ada peta lagi, di masing-masing station yang dilewati Ginza line, ada jalur apa saja. Mempermudah penumpang untuk menentukan station yang dituju berkaitan dengan jalur yang akan dinaiki, alias mau transit di station mana.


Contoh cara baca diagram diatas, 
di stasiun Asakusa tersambung dengan Asakusa (Toei) line dan Tobu Skytree Line
di stasiun  Inaricho hanya dilewati Ginza line, dan tidak terhubung dengan line subway yang lain, demikian juga Tawaramachi
di Ueno Station akan terhubung dengan Hibiya line, JR Line termasuk shinkansen dan terhubung dengan Keisei Main line
di Ueno-hirokoji, masih terhubung dengan Ginza line dan Hibiya line dan terhubung dengan Oedo (Toei) line 

Nah di stasiun yang terhubung dengan line lain, kita turun dan pindah kereta, jika memang perlu



Begitulah pengalaman saya dengan peta kereta dan subway di Tokyo.
Berasa OJT (on job training) alias belajar sambil dijalani.

Dan akhirnya sampailah saya di Asakusa station.