Rabu, 21 November 2018

Harajuku & Shibuya, Tokyo



Setelah makan siang di depan Ueno Station, kami masuk ke Ueno Station menuju Harajuku Station. Target kami hari ini adalah Meiji Jingu dan Takeshita street atau Takeshita dori. Rute kereta mudah sekali, dan dicover JR Pass, yaitu dengan Yamanote Line.  Tarif normalnya adalah JPY 200


Keluar dari statiun Harajuku, langsung berhadapan dengan Takeshita Street, ramai dan penuh sekali bro... Tapi kami lanjut jalan, ke Meiji Jingu dulu.




Dari Takeshita dori jalan kaki kurang dari 10 menit sudah tiba di jembatan ini. Jembatan tempat anak-anak muda cosplay beraksi. Namanya Jingu Bashi, jembatan yang menghubungkan jalan Harajuku dengan Meiji Jingu temple. Jembatan ini menyeberangi rel kereta Yamanote Line. 




Jembatannya memang luas, jadi leluasa buat cosplayer dan penggiat fashion untuk perform. Tahu sendiri kan, betapa terkenalnya gaya fashion Harajuku.



Setelah melewati jembatan, kami tiba di gate pertama menuju Meiji Jingu shrine. Torii yang besar.  Banyak pengunjung yang foto di depan sini.

Silahkan buka https://www.japan-guide.com/Meiji Jingu untuk mengenal tentang shrine ini.



Dari hasil membaca blog-blog orang, saya mendapat kesan bahwa menuju shrine-nya lumayan jauh dari depan. Jadi saya pikir-pikir, tidak usahlah sampai ke shrine, yang penting foto-foto di depan guci-guci sake ini aja.


Di samping deretan tong sake ini ada penjelasannya.




Tong sake-nya ada dua macam. Tapi saya tidak tahu apa bedanya, belum baca detilnya sih.  



Tidak jauh dari deretan tong sake ini jalan terpecah dua. Kami putuskan untuk keluar saja.


Dalam perjalanan dari dalam taman menuju station, secara tidak sengaja, kami tiba di rest area, berupa restoran dan cafe. Seperti biasa, cafe-nya bersih, dan harganya mahal.. hahaha... 






Karena ada area outdoor-nya, kami beli ice cream dan pilih tempat duduk diluar. Tertulis juga bahwa tempat istirahat ini bebas biaya, artinya nongkrong doang boleh-boleh saja.




Harga ice creamnya JPY 500 satunya, harga makanan di restro franchise sekitar JPY 600. Setara euy...
Jadi yeaaah... ada rasa sayang-sayang gimana gitu...


Sekali lagi melewati Harajuku Station yang tampilannya unik dan lucu. Karena kami mau belanja dulu di Daiso di Takeshita dori. Daiso adalah supermarket swalayan yang menjual berbagai barang-barang dengan harga sama berkisar JPY 100 - JPY150, cocok buat oleh-oleh.   


Di Takeshita street, kita akan menemukan berbagai macam toko, kalau di Korea Selatan mungkin semacam Myeongdong gitu. Toko khusus kaos kaki, toko kosmetik, toko permen, macam-macam ada. Ada locker coin juga ya... Penting buat mereka yang lagi tenteng-tenteng ransel atau koper. 

Artikel menarik tentang Daiso silahkan buka Secrets About Daiso





 Toko barang-barang electronic Big Camera juga ada disini. Umumnya orang ke Big Camera di Akihabara atau Ikebukuro, kedua area tsb adalah Tokyo's biggest electronic towns.



Ini lokasi Rental Coin Locker, ada mesin penukar uang juga. model sperti ATM gitu. Saya pernah pakai waktu ke Shirakawago. Di terminal bus-nya ada mesin itu, iseng aja saya coba.


Daiso tokonya tidak luas, dengan 3 lantai. Lumayanlah. Tapi crowded sodara... Kira-kira satu jam di dalam, belanja magnet kulkas, gantunga kunci, cermin dandan, sama coklat, beres, kami ke stasiun lagi. 

Tujuan berikutnya adalah ke Shibuya, mau lihat hiruk pikuknya orang menyeberang jalan, yang konon katanya penyeberangan jalan paling sibuk di dunia, dan tentu saja foto sama si Hachiko.  




 Dari Harajuku Station ke Shibuya Station hanya next satu station saja. Cuma tiga menit, seharga JPY 140 dengan Yamanote Line, tapi karena saya pakai JR-Pass, saya tidak perlu beli tiket lagi.



Saya tentu saja pilih Hachiko Gate, yang pastinya paling dekat dengan si Hachiko, kalau jauh kan tidak mungkin diberi nama Hachiko Gate, betul begitu sodara...??


Keluar stasiun, begini penampakannya, hari sudah senja.. 


Dan memang, dari pintu stasiun, mungkin hanya lima puluh meter si Hachiko sudah terlihat, sedang dikerumuni orang. 


Bagus ini fotonya, karena tidak banyak iklan. Biasanya di pinggiran Hachiko, berupa tempat duduk melingkar, penuh dengan manusia. Turis dan warga Jepang yang berhenti untuk merokok. Kali ini yang mau foto juga tidak banyak, jadinya antri sebentar dan take turns sajalah.



Untuk ke Shibuya crossing, cuma satu menit dari si Hachiko sini. Habis foto dua kali jepret, kami ke prapatan situ.. Haduh.. memang ramai sekali. Kalau sedang merah, tidak terlihat gerombolan manusianya. Tapiiii... begitu nyala lampu hijau, laah... itu manusia datang dari mana ya... banyak banget...!


Saya beraninya foto menjelang lampu mau merah lagi, saat lampu hijau, apalagi baru nyala, ga berani pose saya, kuatir ketabrak orang... Mana mereka jalannya pada ngebut. Dan jangan kuatir dan jangan malu, yang foto disini bukan cuma saya, ada beberapa orang lagi yang foto. Pastinya turis lah mereka... hahaha...


Di belakang saya terlihat gedung Tsutaya dept store dengan Starbucks-nya disitu. Banyak orang menyarankan untuk ngopi disitu ambil posisi pinggir, supaya bisa menyaksikan keributan di Shibuya crossing ini.



Di bawah ini posisi traffic light sedang merah buat pejalan kaki.  



Kami makan sore di belakang Tsutaya, Kobe Beef Ramen, makan siang merangkap makan malam. Versi non halal juga sih..




Setelah makan kami belanja oleh-oleh di Don Quijote, jalan kaki hanya 5 menit saja.





 Di supermarket ini, segala macam barang ada dijual, kosmetik, makanan ringan, perawatan tubuh, produk fashion, perhiasan juga ada. Harga standar tapi banyak piihan. Menurut saya, di Jepang tidak ada barang murah. Toko 100 yen, memang murah, tapi barangnya juga sesuai harga, bukan berarti barang kualitas jelek, tapi dari segi bentuk, tampilan, pastinya tidak sebagus barang standar.  

Mengenai supermarket ini, silahkan buka Don Quijote Official

Puas belanja, kami kembali ke hotel.
Males sebetulnya, tapi harus, plus sedih. Packing....
Besok pagi kami kembali ke Jakarta dengan Garuda Airlines jam 10 pagi.  

See you again Japan... I will come back...