Sabtu, 15 Maret 2014

Ah Poong, Sentul City, Bogor


Setelah puas berfoto ria di Gunung Pancar, kami singgah di Ah Poong, karena searah jalan pulang ke Bekasi. Ah Poong sebenarnya adalah destinasi untuk wisata kuliner, boleh dibilang foodcourt yang sangat luas. Namun dengan bonus pemandangan sungai dan taman yang menarik. Banyak sekali pilihan menunya, dari makanan ringan, sejenis gorengan sampai makanan berat sekelas steik. Pilihan minuman juga tidak kalah banyaknya.







 
Foto di jembatan adalah wajib hukumnya



 




Menunggu makanan


foodcourtnya...... itu baru bagian"belakang" loh..

 

 
menuju area baru yang sedang dibangun

 
Waktu itu, bakal resto makanan jepang ini, sedang dibangun, sekarang sih udah bagus


Pengelola foodcourt ini sama dengan pengelola foodcourt di beberapa mall besar dan terkenal di Jakarta, sehingga menurut saya harganya terhitung cukup mahal. Tapi bagi mereka yang sudah mengenal pengelola ini, mungkin berpendapat beda dengan saya, bisa jadi menurut mereka, harganya standar... Pembayaran menggunakan sistem kartu, yang harus dibeli dan deposit, yang dapat diuangkan kembali apabila masih ada saldo.



sepeda air ini juga disewakan, tapi saya tidak tahu berapa tarifnya

Di luar area foodcourt, untuk rekreasi pengunjung bisa sewa perahu, seharga Rp. 20.000 dengan kapasitas 5 - 6 orang. Ada juga taman edukasi, dimana terdapat alat peraga yang bisa dicoba pengunjung layaknya laboratorium fisika semasa SMP atau SMA. 



alat peraga, ga tau tuh, buat "ilmu fisika" yang mana... hehe...








Buat foto, juga tidak kalah menariknya.
Setelah area taman edukasi, terdapat jalan menanjak yang menuju jembatan penyeberangan. Jangan langsung membayangkan jembatan penyeberangan pada umumnya, jembatan ini dibuat dengan desain yang menarik. Bagus buat foto... hehehe... 


 
menuju jembatan penyeberangan. Mau nyebrang...? atau mau foto...?


 









di sebrang.....   taman lagi...


Gunung Pancar, Bogor


Ada yang bilang Gunung Pancar di Bogor, bagus buat foto-foto, cocok buat outbond, atau kegiatan team building, dan ada kolam air panas pula. Kemudian beberapa orang teman mengatakan hal yang sama, karena pernah ditayangkan di acara travelling di salah satu stasiun tv. Karena penasaran, jadilah saya berselancar di dunia maya.
Ternyata banyak juga ulasan mengenai gunung pancar. Ada yang bilang gratis, ada yang bilang mahal, ada yang bilang bersih, ada yang bilang kotor. Saya bahkan mengirim email ke pengelola dengan website gunungpancar dot com. Namun jawabannya kurang memuaskan dan saya bisa memaklumi, kekuatiran akan datangnya orang beramai-ramai hanya untuk foto-foto sana sini, memakai fasilitas tapi tidak ada pemasukan dana yang signifikan. Tekor... Jadi hanya yang serius memakai fasilitas penginapan dan outbond-lah yang diutamakan. Akhirnya bak membeli kucing dalam karung, apapun kondisinya, kami memutuskan, okelah kita pergi.

foto foto disini hasil jepretan Tio... Makasih ya Tio

Lokasi taman wisata Gunung pancar terletak dekat dengan Jungleland, Sentul City. Setelah sampai di pintu menuju Jungleland, beloklah ke kanan, akan anda temukan papan petunjuk mengarah ke Gunung Pancar.
Sebetulnya gunung pancar adalah kawasan hutan lindung, dimana kita diwajibkan membayar tiket tanda masuk di pintu utama, 10ribu rupiah perorang dan tarif khusus untuk mobil, kalau tidak salah 20rb rupiah. Dan tidak jauh dari situ anda akan sampai di kolam air panas.


Gerbang Selamat Datang di Hutan Wisata Gunung Pancar


Sebetulnya sebelum berangkat saya sudah punya semangat bakal berendam di kolam air panas, namun waktu sampai di lokasi, saya batalkan niat saya. Di samping karena lokasinya kurang bersih, tidak terawat, air kolamnya tidak bening seperti di Ciater. Kamar ganti juga bikin ilfil, istilah jaman sekarang. Pengunjung selain kami, hanya sekitar 15 orang. 


Jalan setapak menuju kolam rendam

Kemudian entah dapat pencerahan dari mana, tiba tiba salah satu temen saya bertanya ke  pemilik warung disitu, apa kolamnya cuma ini saja? Kata ibu itu, ada lagi di sebelah sana, kolamnya lebih besar. Dengan petunjuk ibu itu, dan dengan berharap-harap cemas, kami ke kolam satu lagi. 

Bale-bale di depan kolam rendam. Di belakang tampak warung, tidak ada aktifitas


Kurang nyaman rasanya kalau berendam disitu


 
Kolam Rendam, tidak ada pengunjung...

Di sini terkesan "lebih serius" pengelolaannya. Sepertinyà tempat ini menuju ke aràh "resort" dengan resto dan kolam rendam besar untuk beramai-ramai dan ada juga kolam pribadi. Tiket masuknya 30rb per orang. Namun kami juga batalkan berendam di kolam yang ini, selain harus bayar cukup mahal, masalah kebersihan dan juga air dalam kondisi "tidak panas" juga menjadi alasan. Entah kenapa air tidak panas, saya tidak bertanya lebih lanjut ke penjaganya.
Iseng-iseng saya bergurau," kenapa ga panas mas? Gasnya abis ya? Jadi ga bisa nyalain api...?"
Si mas hanya tersenyum kecut. Yang sedikit mengherankan, di tempat yang ini ada warung-warung juga, tapi tidak ada yang buka, dan tidak ada pengunjung, benar-benar hanya kami aja di sini. Alhasil kami hanya berfoto sebentar, mungkin hanya 10 menit disitu lalu kami meninggalkan kolam tsb. Saya pikir dengan kondisi yang seperti itu, lokasi wisata ini pastilah "dijauhi" oleh pengunjung. Sangat disayangkan....

Setelah selesai foto disini, kami meneruskan perjalanan pulang, tiba-tiba terlihat papan petunjuk outbond di sisi kanan, kami memutuskan menuju ke situ, penasaran dengan paket outbond dan penginapan yang katanya harus bayar cukup mahal. Sambil memastikan perlu juga melihat lokasi yang sebenarnya.


Jalan menurun berbatu tanpa aspal menuju lokasi outbond

Kondisi jalannya sangat jelek, hanya berbatu-batu, tanpa aspal. Kira-kira 100 meter, terlihat ada gazebo, saya pikir itu pintu masuk menuju area outbond. Kemudian saya bertanya ke seorang ibu yang sedang membersihkan taman di situ. Menurut beliau lokasi outbond masih jauh ke arah bawah lagi. Saya pikir, kami tidak perlu ke situ, mengingat kondisi jalan yang jelek, beresiko pada keselamatan.  Sekali lagi, kami foto lagi di sini.

Gazebo yang menarik perhatian buat foto.. hehe...

Dari gazebo menuju tempat ini, tidak ada petunjuk apa-apa tentang tempat ini 








Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, dan sebelum pulang, di dekat pintu gerbang, foto-foto lagi, yang penting dapat background pohon-pohon tinggi yang cantik.








Sekeluar kami dari pintu masuk, dari dalam mobil terlihat di sisi kiri ada taman yang sepertinya bagus juga buat foto-foto. Jadinya mobil kami parkir lagi di sisi kanan, dan kami jalan kaki menyeberang dan turun ke taman. Terrnyata memang cantik juga.

Taman yang lokasinya turun dari jalan raya



Perlu "menyeberang" untuk mencapai taman





















Sabtu, 08 Maret 2014

Taman Bunga Nusantara


Cantik...
Kesan saya.
Ternyata kita juga punya taman bunga yang cantik. Udah seperti di negeri orang sih tampilannya, kata gugel image yah.... 

 


 Setelah berjalan di dalam taman, barulah saya ingat, ternyata tempat ini termasuk salah satu lokasi favorit untuk foto prewed.  Saya juga lihat beberapa pengunjung ambil foto di sini, dengan membawa peralatan memotret yang cukup lengkap plus"kostum"



Taman ini sangat luas dan bersih. Saya tidak ingat apakah toilet umum ada di bagian dalam taman atau tidak, soalnya saya pipis di toilet dekat pintu masuk. Memang ada cafe di dekat pintu masuk, namun sepertinya saya tidak lihat penjual makanan atau minuman di dalam taman.  Atau mungkin karena saya ke sana hari masih belum terlalu siang, jadi belum banyak pengunjung



Menurut saya sebaiknya memang tidak ada penjual makanan di dalam, supaya tetap terjaga kebersihannya, dan tempat makan hanya dikonsentrasikan di satu tempat saja.
tapi yah... bukan saya sih pengelolanya... hahaha...!


Setelah pintu masuk


Sesaat setelah masuk, kita bisa liat taman yang posisinya agak di bawah. Di situ saya lihat ada satu kursi plastik, awalnya saya pikir tempat bagus-bagus begini kok ada kursi plastik geletakan. Lama kelamaan waktu saya lihat "tingkah laku" pengunjung yang lain, baru saya sadar, rupanya kursi itu buat dinaikin pemotret supaya dapet background taman di bawah. 
Kalau tidak naik kursi, memang kurang bagus, taman tidak kelihatan di background foto kita.



Toko makanan dan souvenir di belakang saya


Dari kejauhan taman di belakang "cendrawasih" ini sebetulnya membentuk badan dia




Di belakang saya adalah pintu masuk













Taman Jepang, bagus sekali di dalamnya