Sabtu, 07 Juni 2014

Jalan jalan ke Cirebon


Hari ini saya bersama tante dan seorang sepupu ke Cirebon buat jenguk oom saya yang menderita sakit dan sedang dirawat di rumah. Saya berusaha cari info dari teman-teman kantor yang sering ke Cirebon atau memang tinggal di Cirebon, dan infonya kondisi jalan propinsi menuju ke Cirebon rusak parah. Jadi kami putuskan naik kereta api aja. 
Alhasil kami naik kereta dari Stasiun Senen, berangkat jam 07.30 pagi, hampir ketinggalan kereta. hahaha...! begitu duduk, kereta begerak... Ampyuunn... Salah prediksi waktu tempuh dari Bekasi plus macet di perempatan Senen.
Perjalanan ditempuh sekitar 3,5 jam. Oh ya, kami naik kereta ekonomi, tapi nyaman kok. Cuma lucu aja, AC-nya bukan AC central, tapi AC split yang kaya kita punya di rumah..

Penanda Stasiun Cirebon



Stasiun bersih terawat, toilet juga bersih

Karena kami tiba sudah menjelang makan siang, sekeluar kami dari stasiun, langsung mampir ke warung paling dekat. Namanya Warung SR (kaya nama saya, hahahaha...!)
Empal gentongnya enak, ga perlu makan di resto bermerk, disini juga udah oke...


Lokasi di pintu keluar stasiun, empal gentongnya OK loh..

Setelah makan, kami yang tidak pernah ke Cirebon sebelumnya, rada binun juga mau ke kota naik apa, ke rumah oom naik apa. Sambil mikir, sambil ngobrol, kami jalan aja keluar area stasiun. Eh, ada lokomotif nganggur, udah deh, kita foto dulu... hehe...


Si Tante & Lokomotif, judulnya...

Mumpung ke Cirebon, saya bilang - bagusnya kita ke Batik Trusmi aja, yang terkenal di Cirebon. Karena ketidaktahuan, dan hasil nanya ke tukang becak, kami naik angkot, panasnya Cirebon, ambooiiii...  trus sampe kota ganti angkot lagi menuju Batik Trusmi, itu pun saya pikir kami ditipu juga sama sopir angkot. 

Jadi buat teman-teman yang mau ke sana, saran saya, naik taxi aja, apalagi kalo perginya 4 atau 5 orang, tapi jangan ambil taxi di area stasiun, carinya harus di luar, biar ga di-palakin..


Grosir ini yang konon kabarnya paling besar

Sesampai di toko, kami langsung berpencar hunting kebutuhan masing-masing. Pilihan begitu banyak, duit begitu terbatas, jadi pusing. Hehe... Busana yang dijual bukan cuma buatan Cirebon, yang saya beli justru buatan Jogja
Dari segi harga, anda akan dapat sesuai dengan yang anda bayar. Artinya, yang bagus dan motifnya jarang keliatan di jalan, pasti mahal, tapi kalau yang motifnya sering kita liat, biasanya murah. Jadi, tergantung selera dan kebutuhan.


Penanda toko



sampai-sampai harus disediakan atm, in case kalo pengunjung sampe keabisan duit


Suasana di dalam toko, lumayanlah, sejuk, pake AC...



Barang-barang lain selain busana juga ada di toko ini



Hand body lotion, lulur, sabun mandi

Setelah puas berbelanja, kami ke rumah Oom dengan taxi, kita bisa minta bantuan bagian informasi toko untuk menelpon perusahaan taxi. Sepertinya oke, ternyata kami harus tunggu sekitar satu jam, karena taxi di sana tidak banyak, begitu kata sopirnya. 

Dari rumah Oom saya, sekitar jam 5 sore, oom sarankan kami makan dulu di kota, makanan asli Cirebon. Warung Nasi Jamblang Mang Dull rekomendasi beliau. Lokasinya di jalan Kartini. Ternyata benar, cucok deh makan disini, tidak mahal pula.


Si tante lagi pilih masakan

Setelah makan, kami naik becak ke stasiun, tidak jauh, bayar 20.000. Kereta kami berangkat jam 8.30 malam, kereta ekonomi, bersih dan bagus. Di ruang tunggu stasiun, kami bertemu banyak ibu-ibu, yang travelling-nya sama seperti kami, pergi pagi pulang malam, beda mereka dengan kami adalah mereka ke Cirebon hanya untuk shopping.
Dengan tiket kereta pergi pulang sekitar 200.000, kami cukup puas jalan-jalan ke Cirebon, tapi masih banyak spot yang belum saya datangi, jadi kesimpulannya - saya harus pergi lagi. One day..



Wajah depan stasiun Cirebon



Sepi...



Kereta ekonomi, yang ini AC central, dingin banget, karena kereta ini rutenya dari Jawa Timur