Hari pertama di Seoul saya jadwalkan jalan-jalan ke lokasi yang lumayan out of town, sekitar 30 menitan dari pusat kota Seoul, yaitu ke Paju. Sebetulnya ke Paju ini target utamanya adalah mendatangi factory outlet. Di sini ada dua FO, yaitu Lotte Premium Outlets dan Paju Premium Outlets. Pengennya sih datang ke kedua outlets tersebut, tapi karena waktu terbatas dan agak rumitnya moda transportasinya, maka saya pilih Lotte Premium Outlets.
Saya juga jelajahi google maps,
tourist spot apa yang bisa didatangi selain ke Lotte Outlets. Saya temukan
Heyri Art Village, Provence Village dan Change Up Campus. Saya pilih Heyri Art
Village dan Change Up Campus.
Hanya satu alasannya, karena ketiga
tempat tersebut dihubungkan dengan satu bis kota, pergi pulang nomer bisnya
sama, yaitu bis nomer 2200.
Di postingan ini, saya akan sharing
tentang Heyri Art Village.
Selesai di Stone-Wall Road, kami masuk ke Station City Hall (station No. 201) dan menuju Hapjeong Station (station No. 238), karena lokasi halte bis 2200 ada di pintu keluar Hapjeong Station yaitu Exit 1.
Buka aplikasi Naver Map, dan gunakan seperti kita pakai google maps. Asal : Deoksugung Palace dan Tujuan-nya adalah Heiry Art Village, maka akan dijawab sbb :
Di dalam station, saya temukan peta kereta yang ditempel di kaca. Peta di bawah menunjukkan bahwa saya sudah berada di titik yang benar untuk menuju Hapjeong Station. Perhatikan lagi gambar dari Naver Maps di atas. Lingkaran merah dengan tanda panah artinya saya sedang berada di station 201 ke arah kiri sesuai panah (arah pergerakan kereta), yang menunjuk ke Chungjeongno Station.
Setiba di Hapjeong Station, saya ambil Exit 1. Foto-foto ini adalah penampakan di pintu
keluar Hapjeong Station untuk menunggu bis 2200.
Marking warna kuning, krem dan biru adalah jalur antrian penumpang bis, tergantung nomer bisnya, lihat tulisan di lantai.
Halte ini dipakai oleh bis nomer 200, 7300, 2200, 7731 terlihat di papan petunjuknya.
Suasana di dalam bis 2200, bis kota biasa ya, bangku 2-2 dan harus pakai seat belt. Saya ditegur penumpang samping saya, karena belum pakai seat belt, setelah saya pakai, beliaunya bobo... hadeuh...
Dari hasil Naver Map, tertulis ada 15 pemberhentian, rumit ya.. Jadinya di setiap pemberhentian bis, saya cek nama haltenya dan dicocokkan dengan nama halte yang ada di aplikasi itu, dengan begitu saya tahu, kurang berapa stop lagi. Untungnya lagi, lokasi Heiry Art Village letaknya setelah Lotte Premium Outlet. Maksud saya, berasa lebih mudah ditemukan, pasti terlihat jelas tulisan Lotte, dibanding halte kecil-kecil yang merupakan nama daerah yang kadang-kadang huruf korea semua, dan kadang ada Inggris-nya.
Dan ternyata benar, Lotte Premium
Outlet sudah terlihat dari kejauhan,
perlu 6 stops lagi untuk sampai di Heyri Art Village. Sejak dari Lotte, saya
full konsentrasi melihat papan nama halte, sambil berhitung. Hehe.. Setelah
pemberhentian ke lima, saya pencet tombol merah supaya sopir tahu bahwa ada
penumpang yang akan turun di next stop.
Berikut ini foto haltenya. Tulisan Heyri-ro yang kecil, saya pikir, pasti tidak terbaca dari dalam bis.
Inilah Halte Gate-4 Heiry Art Village.
Namanya juga art village, jadi merupakan tempat perpaduan
galeri seni, taman bermain, dan café-café. Saya tidak terlalu tertarik untuk
makan atau minum di cafenya, karena masih pagi, masih belum lapar dan belum
pengen ngopi.