From 7am to 7pm, what to do in Tokyo, jilid - 3
Keluar dari Asakusa station, saya mencari-cari dimana tepatnya Ichiran ramen resto. Kalau lihat di google seeharusnya posisinya dekat dengan pintu stasiun.
Saya tidak ON kan wifi router saya, kuatir malah nyasar, saat jalan kaki, biasanya GPS-nya tidak akurat. Jadi lebih baik bertanya ke "ahlinya"
Di depan pintu stasiun terpampang tawaran keliling Asakusa dengan mengendarai riksaw. Pengemudinya anak-anak muda Jepang. Mahal bro...
Ichiran Ramen..? dijawabnya, "straight, left."
Ok deh kakak..
Dari luar hanya selebar itu memang, saya bingung, lah.. dimana makannya..???
ternyata posisinya di basement, dan di dalam lumayan luas. Kebetulan saya sampai disini masih jam 11, belum pada datang tamunya. Aman..
Pesan makanannya dari vending machine, sebelum ambil duduk. Setelah keluar kuponnya, pelayan akan mendekati kita, meminta kupon, dan memberikan sehelai kertas. Yang isinya adalah preferensi kita, seperti apa ramen yang ingin disajikan. Dari vending machine, hanya pilihan menu utama, kertas ini lebih kepada "asesoris" kuahnya bening atau susu, pakai daun bawang atau tidak, pedas atau tidak pedas, dsb. Air mineral gratis.
Saya pilih duduk disini, per "bilik" hanya untuk 1 orang. Kan saya lagi sendiri juga... Air mineral ambil sendiri ya, ada dispenser panas dingin gitu, sama seperti punya kita. hehe...
Tersedia pinsil di meja dan gantungan baju, jika kita mau lepas jaket.
Akhirnya ramen NON HALAL ini sampai di meja saya. Wenak banget memang...
Kemudian saya berjalan berbalik arah, karena menurut gmaps, lokasi Sensoji temple memang di sisi yang lain dari Asakusa station, tidak berada di sisi yang sama dengan Ichiran. Atau mudahnya, kalau ke Ichiran - dari stasiun belok kiri, nah kalau ke sensoji, dari stasiun belok kanan, gitu-lah..
Lima menit kemudian, saya sudah sampai di kaminari gate. Pintu masuk Sensoji temple yang Ada lampion super besar. Sampai di situ.. aduh.. pusing saya. Penuh banget dengan manusia. Tidak bisa foto. Berarti kalau ke sini harus pagi sekali atau sore hari, tapi dengan resiko toko-toko sepanjang Nakamise street masih tutup.
Nakamise street adalah nama jalan yang menghubungkan kaminarimon dengan Sensoji Temple. Sepanjang jalan ini kanan-kirinya adalah toko oleh-oleh, penjual street-food. Umumnya tidak bisa ditawar. Untuk harga, sepertinya kalau di Jepang harga barang di semua tempat sama. Beberapa barang malah "Made in China" hehe...
Sebetulnya Tokyo Skytree dekat dengan Sensoji Temple, tapi saya kurang berminat. Dari Nakamise Street, terlihat Tokyo Sytree menjulang.
Saya berjalan sampai depan Sensoji temple, saya tidak tertarik untuk masuk ke dalam temple, karena banyaknya pengunjung. Buat saya, terasa tidak nyaman. Foto aja di depan temple. Trus pergi meninggalkan tempat itu. Mestinya masih ada sisi lain di belakang Dan kanan kiri temple yang bisa diexplore. Saya skip juga. Tidak apalah.. saya masih ingin ke tempat lain.
Mungkin karena weekend juga, jadi ramai sekali.
Ada yang terlewat.. Sehabis makan saya tidak langsung menuju Sensoji temple, saya malah menyeberang jalan, tertarik dengan jembatan warna merah, yang posisinya lebih tinggi dari jalanan.
Ternyata area jembatan ini adalah jembatan yang melintas di atas Sumida River, sekaligus akses menuju Tokyo Skytree.
Sebelum jembatan terletak dermaga Tokyo Cruise. Untuk lebih jelasnya ini website Tokyo Cruise_Suijobus Perahu ini melalui beberapa dermaga. Kalau saja saya punya waktu lebih panjang, saya pasti naik perahu ini menuju Odaiba.
Menurut saya, kita perlu mencoba semua transportasi umum yang ada di suatu tempat yang kita kunjungi. Untuk memperoleh pengalaman yang berbeda.
Berikut ini foto boatnya dari dekat. Kalau lihat di google sih, boatnya bagus, keren.
Silahkan coba...
Nah, dari dermaga ini kita bisa foto dengan latar belakang Tokyo Skytree, dan gedung Asahi Beer. Sayangnya gedung Asahi beer sedang direnov dan ditutup kain, jadi kurang asik kalau difoto.
Begitulah cerita saya siang ini di Asakusa.
Saya kembali ke stasiun Asakusa, menuju spot berikutnya, yaitu Tokyo_City_View di Roppongi Hills. Stasiun terdekatnya adalah Roppongi Station
Katanya sih tempat hangout orang-orang kaya, katanya yah, saya tidak paham. Buat saya sih tidak penting. Yang penting adalah skydecknya.. hahaha...
Bagaimana cara saya menuju ke Tokyo City View?
Tentu saja, pertama-tama adalah gugling via Google Maps.
Carilah Tokyo City View, kemudian pilih "Direction"
Tentukan titik awalnya adalah Asakusa Station
Maka hasilnya adalah seperti di bawah ini :
Ada 3 pilihan rute yang bisa diambil
Saya pilih opsi ke-2, dengan Ginza Line. Sedikit lebih lama.
Dari Asakusa Station naik Ginza Line, trus turun di Ginza station, pindah ke Platform 5 dan ganti subway Hibiya Line. Keduanya adalah milik Tokyo Metro subway.
Untuk urusan pindah platform atau pindah kereta, tidak usah terlalu dipusingkan, karena petunjuknya jelas sekali, dan english pula.
Lihat gambar berikut ini, yaitu peta Hibiya line, ditandai dengan huruf H diikuti dengan angka. Di H-08 artinya Hibiya Line melewati stasiun Ginza, dan ada pertemuan dengan Ginza Line yang ditandai dengan Huruf G lingkaran kuning.
Bagaimana dengan opsi 1 atau opsi 3?
Keduanya memakai perusahaan subway yang berbeda, dari Asakusa station naik Toei Subway (lingkaran ungu) dan turun di Higashi-Ginza station, kemudian harus pindah station meskipun cuma 210 meter, untuk naik Hibiya Line yang dimiliki oleh Tokyo Metro Subway.
Semoga sedikit sharing saya tadi bisa membantu teman-teman yang sedang "studi" tentang perkeretaan di Tokyo alias Tokyo train system yang kata banyak orang sangat rumit bin njelimet.
Saran saya, andalkanlah google maps, fasilitas "directions"nya sangatlah memudahkan traveller. Kalau mau tool yang lain, sebagai pembanding, pakailah Hyperdia
Eh iya, WIFI Router saya dapat dari head-office, fasilitas gitulah, Sangat membantu saya berhemat, daripada sewa toh... Kalau mau sewa dan sudah terlanjur terdampar di Jepang, salah satu opsinya adalah sewa dari https://www.jrpass.com/pocket-wifi rental
Kalau belum terbang, sewa dari Jakarta juga banyak, gugling aja...