Setelah perjalanan yang melelahkan, kami tiba di Ujung Genteng. Petugas penginapan "menjemput" kami di toko swalayan Indomaret, dan membawa kami ke penginapan.
Sesampai di penginapan, kami hanya bongkar muatan dan buang air kecil. Kemudian bergegas naik mobil lagi menuju pantai tempat penangkaran penyu.
Jam 5.20 sore kami tiba di depan loket penangkaran dan membayar 10rb per orang.
Petugas loket menyarankan kami segera ke pantai, karena jam 5.30 anak penyu alias tukik hasil penangkaran akan dilepas ke laut.
Turun dari mobil, kami semua berlarian menuju pantai, kuatir ketinggalan upacara wisuda para tukik.
pintu masuk menuju pantai |
Keluarnya di sini nie |
Disambut papan ini |
Dan memang benar, kami foto-foto sebentar, tiba-tiba terdengar informasi via speaker supaya pengunjung berkumpul karena upacara segera dimulai.
Seru sekali upacara ini.
berkumpul menunggu waktu upacara wisuda |
Acara yang awalnya tidak ada di agenda kami, dan baru kami ketahui dari petugas hotel saat menjemput kami.
Rasa lelah kami cukup terobati dengan melihat bayi-bayi penyu yang lucu, berjuang, berlari menuju laut.
Semoga mereka semua selamat sampai dewasa.
Rasa lelah kami cukup terobati dengan melihat bayi-bayi penyu yang lucu, berjuang, berlari menuju laut.
Semoga mereka semua selamat sampai dewasa.
Berjuang menuju pantai dan masih harus berjuang untuk hidup |
Perjalanan menuju pantai Pangumbahan ini memang belum bagus, masih berbatu, tanpa aspal, kemungkinan pengaspalan tidak hanya berhenti di area penginapan saja. Semoga saja.
Setelah upacara selesai, kami juga hanya bisa foto-foto sebentar, ber-sunset ria. Petugas sudah mengusir kami dari pantai, karena hari sudah gelap, pantai tanpa penerangan dan ombak juga sedang kurang bersahabat.
Jadi demi keselamatan kami kembali ke penginapan.
Jadi demi keselamatan kami kembali ke penginapan.
Di penginapan kami pun bergilir mandi. Saya sendiri duduk-duduk saja di teras penginapan, yang lain sudah buka lapak buat main kartu, sambil menunggu giliran mandi.
Angin dingin bertiup kencang, heran juga saya, karena biasanya di pantai berasa gerah, sesekali saja berasa angin lewat. Di sini selain angin kencang terus menerus, hawanya juga dingin, badan tidak berkeringat dan berasa lengket. Seingat saya di Anyer pun tidak sedingin ini dan yang pasti tidak terlihat nyamuk. Meskipun tidur tanpa AC, kami tidak kegerahan, apa ini tergantung musim, atau memang sepanjang tahun selalu dingin, saya tidak tahu.
Angin dingin bertiup kencang, heran juga saya, karena biasanya di pantai berasa gerah, sesekali saja berasa angin lewat. Di sini selain angin kencang terus menerus, hawanya juga dingin, badan tidak berkeringat dan berasa lengket. Seingat saya di Anyer pun tidak sedingin ini dan yang pasti tidak terlihat nyamuk. Meskipun tidur tanpa AC, kami tidak kegerahan, apa ini tergantung musim, atau memang sepanjang tahun selalu dingin, saya tidak tahu.
Ombak memang tinggi |
Kami pesan makan malam di penginapan, keinginan sih cumi, udang, ikan, dkk, tapi karena ombak sedang tidak bersahabat, nelayan tidak ada yang melaut. Istilah petugas penginapan dibilangnya, lagi tidak musim ikan, adanya cuma kembung....
Baiklah... Kami pesan bakar 12 biji plus tumis kangkung.
Baiklah... Kami pesan bakar 12 biji plus tumis kangkung.
makan malam di sini, bagian depan penginapan |
Begitu tiba saat makan malam, kami berkumpul di saung di bagian depan penginapan. Ternyata itu ikan, bukan ukuran normal seperti di Bekasi, sebiji bisa buat berdua, terutama untuk para perempuan. Akibatnya, masih tersisa beberapa karena sebagian dari kami berbagi ikan, padahal awalnya satu ikan untuk satu orang.
Dikarenakan pantai sepi, seperti yang saya tulis sebelumnya, pada malam hari tidak ada aktifitas di luar penginapan. Jadi teman-teman lanjut main kartu, sebagian duduk-duduk ngobrol aja. Sedangkan saya... ? Menikmati "bintang" sajalaahh....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar