|
Pantai di depan penginapan |
Secara
umum pantai di sini biasa saja, ombaknya besar karena posisinya sebagai
laut selatan. Kondisi jalanan masih perlu ditingkatkan. Saat saya ke
sini, jalan akses menuju penginapan dan pantai sedang di-aspal hotmix.
Meskipun
penduduk lokal banyak di sekitar pantai dan penginapan, tapi tidak terlihat
banyak toko-toko atau pasar atau warung-warung makan seperti di
Pangandaran atau Anyer atau bahkan Kuta-Bali yang ekstrim. Bahkan pedagang asongan pun tidak ada.
Makan malam kami beli di penginapan, untuk sarapan kami bawa mie instan dan minta tolong karyawan penginapan untuk memasaknya.
|
Memasuki kawasan pantai |
yang lebih menarik justru adalah tempat penangkaran penyu-nya, kira-kira 10 menit perjalanan dengan mobil dari penginapan, dan agak menjauh lagi dari penangkaran penyu - warga menyebutnya pantai pasir putih. Hanya saja kalau ombak sedang tidak bersahabat pengunjung diminta untuk tidak bermain air, sangat berbahaya, karena arus bawah yang kuat
|
penginapan kami |
|
sewa 3 kamar non AC, 2 bed + 1 bed + 2 bed masing-masing dgn kamar mandi dalam |
Setiap
kali saya diajak main ke daerah Sukabumi, biasanya saya enggan
menanggapi. Tapi seringkali rasa sungkan alias tidak enak hati sama
teman akhirnya mengalahkan keengganan saya. Penyakit kronis perjalanan
ke Sukabumi adalah kemacetan yang sampai saat saya ke Ujung Genteng kali
ini, macet masih parah.
|
makan siang setelah melewati kemacetan |
Bagi yang sering arung jeram di Sukabumi di sungai Citarik atau Citatih, pasti "hafal" kondisi ini. Di sepanjang jalan ada beberapa pasar yang dilewati, dan kemacetan disebabkan oleh angkot yang berhenti sembarangan, kadang-kadang putar balik bahkan, ada pula orang lalu lalang, menyeberang di mana saja tempat. Dan jalan raya yang tidak terlalu lebar, kita harus berhadapan dengan truk besar atau container, seperti kita tahu, banyak sekali perusahaan garmen dan minuman di sini. Parahnya, kali ini ada beberapa ruas jalan sedang dibeton, dan diberlakukan pola buka tutup.
Kami berangkat dari Cikarang sekitar jam 7 pagi dan tiba di Ujung Genteng jam 5 sore. 10 jam saja.....
Kalau berangkat lebih pagi, mungkin sedikit mengurangi waktu tempuh, dan ambillah jalur alternatif Sukabumi untuk menghindari pasar. Kami tidak melalui jalur ini karena mobil besar sepertinya tidak bisa melewati jalur tsb.
|
pos pembayaran retribusi masuk kawasan Ujung Genteng |
|
Memasuki kawasan Ujung Genteng wajib bayar |
|
pagi hari sebelum sarapan tanpa mandi |
|
di seberang penginapan |
|
Banyak batu karang |
|
akses menuju pantai dari penginapan |
|
dari halaman penginapan, sedikit terlihat pantai di latar belakang |
Perjalanan sejak keluar tol Jagorawi dinikmati dengan kemacetan. Sedangkan dari Sukabumi sampai Ujung Genteng bukan perjalanan yang "mudah" juga. Melewati bukit mungkin gunung, berkelok-kelok, sehingga kecepatan mobil berkisar 40 km/jam, jalan sempit juga. Beberapa teman sampai-sampai mabuk perjalanan karena kondisi ini. Ini juga yang menyebabkan lamanya waktu tempuh ke Ujung Genteng. Tapi yaaaaahh.... dinikmati saja...
|
Dalam perjalanan melalui perkebunan teh, berhenti sejenak karena mabok |
Diantara kami belum ada yang pernah ke Ujung Genteng. Penginapan yang kami pakai, kami temukan di internet, dan sesuai dengan gambarnya. Ternyata di sini sudah banyak penginapan yang modelnya seperti kontrakan pada umumnya, berderet beberapa kamar, tidak bertingkat.
Berikut ini foto-foto penginapan dan nomer terlpon, saya memotret saat berkendara dari hotel menuju pantai pasir putih tempat penangkaran penyu, jadi ada yang "pas" ada yang miring.. hehe...
|
Peondok Wisata Pebi |
|
OTW Pantai Pasir Putih, Penangkaran Penyu Pangumbahan |
|
ini yang mahal pastinya, bisa dibooking via agoda atau booking dot com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar