Saya terpesona dengan foto-foto para blogger di tempat ini. Jadi saya sedikit memaksa temen-temen untuk memasukkan air terjun Peguyangan di paket kami. Sebagai gantinya saya coret Bukit Teletubbies. Karena daya tariknya kurang, kata saya... Hehe..
Sebetulnya waktunya juga mepet, Bli Made bilang di Peguyangan harus cepat. Saya masih semangat luar biasa sampai mobil parkir di pintu masuk area Peguyangan.
Turun mobil, kami makan siang dulu, di warung dekat situ, tapi sudah jam 16.
Gapura sebelum turun |
Persiapan turun tangga. |
Terlihat kabel di sisi tebing, katanya untuk supply power ke pompa dari kolam mata airnya.
Ini tangganya, lumayan ngeri... hahaha... |
Setelah makan, kami melewati gerbang tangga turun. Belum juga sepuluh meter, saya lihat tangganya... oh my Lord... Saat itu juga saya menyerah. Saya kembali ke warung. Akibatnya saya jadi bahan bullying dan tertawaan. Hahaha... Kan yang memaksa ke sini kan saya. Eh, malah give up.
Saya trauma dengan tangga, bukan karena dari Pulau Seribu tadi.
Beberapa tahun yang lalu, saya ke Batu Caves di Kuala Lumpur. Entah kenapa, apa yang salah dengan langkah saya, turun dari gua, otot di lutut saya seperti disayat-sayat. Sejak itu setiap naik turun tangga yang tinggi, pasti sakit lutut saya.
Di sini anak tangganya curam dan tinggi tiap anak tangga tidak sama. Ini juga mungkin disesuaikan dengan kontur alamnya. Tangga dibuat menempel di tebing. Anak tangga terbuat dari besi. Modelnya sama persis seperti anak tangga jembatan penyeberangan. Perlu ekstra hati-hati menapakinya.
Beberapa tahun yang lalu, saya ke Batu Caves di Kuala Lumpur. Entah kenapa, apa yang salah dengan langkah saya, turun dari gua, otot di lutut saya seperti disayat-sayat. Sejak itu setiap naik turun tangga yang tinggi, pasti sakit lutut saya.
Di sini anak tangganya curam dan tinggi tiap anak tangga tidak sama. Ini juga mungkin disesuaikan dengan kontur alamnya. Tangga dibuat menempel di tebing. Anak tangga terbuat dari besi. Modelnya sama persis seperti anak tangga jembatan penyeberangan. Perlu ekstra hati-hati menapakinya.
Teman saya bilang, bune rugi ga ikutan.. Bagus banget di bawah.. Blablabla...
Hiks.. Apa daya... Lutut berkata lain.
Ada beberapa blog yang saya baca, semuanya memberikan penilaian positif dan tidak ada yang mengeluhkan kondisi turun naiknya ke lokasi air terjun.
Ada beberapa blog yang saya baca, semuanya memberikan penilaian positif dan tidak ada yang mengeluhkan kondisi turun naiknya ke lokasi air terjun.
Tuhan sungguh Maha Luar Biasa, di Nusa Penida curah hujan sangat rendah. Tapi di Peguyangan, mata air keluar dari tebing, dan tidak pernah kering, bagusnya lagi airnya tawar, bukan air payau atau asin karena bersebelahan dengan laut.
Tempat ini juga dipakai untuk ibadah bagi umat Hindu di sekitarnya. Pura Segara Kidul namanya.
Sekitar jam enam lewat kami kembali ke hotel. Dalam perjalanan kami makan malam di Sea Breeze Restaurant. Beralaskan pasir putih dan diiringi live music. Makanan okelah.. Standar saja, tidak istimewa, harga reasonable.
Begitulah cerita HARI PERTAMA di Nusa Penida, dengan rute sbb :
Pulau Seribu
Pantai Atuh
Air Terjun Peguyangan
Pantai Atuh
Air Terjun Peguyangan
Besok pagi kami snorkeling di Manta bay.
Note : foto-fotonya punya orang semua.... hahaha...!
Note : foto-fotonya punya orang semua.... hahaha...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar