Setelah
antar teman teman ke bandara, kami berdua bertolak menuju Belitung
Timur.
Saya salut sama pemda sini. Jalanan masih sepi, jarak antar rumah
penduduk tidak padat, tidak juga tampak aktifitas keseharian mereka,
tapi pemda sudah membangun jalan yang lebar, yang menghubungkan Barat
dengan Timur. Di sepanjang jalan, hampir tiap rumah tidak terlihat
penghuninya. Entah pada kemana. Di jalan juga tidak tiap menit
berpapasan dengan mobil lain. Sepertinya tidak perlu dibandingkan dengan
Jakarta, 'kali ya..
Kami
tiba di kota Manggar sekitar jam 3 siang, secara teori seharusnya dalam
1,5 jam kami sudah tiba di Manggar, namun karena hujan lebat, mobil
harus melambat. Padahal rencananya kami mau ke Vihara Dewi Kwan Im,
namun karena cuaca tidak mendukung, akhirnya kami ngopi di area Tugu 1001, tugu penanda kota Manggar, kota dengan
kedai-kedai kopi yàng tersebar di seluruh kota
Karena saya bukan penggemar kopi, akibatnya saya juga tidak tahu apa istimewanya kopi di sini. Yang jelas rasa asam kopinya -menurut saya- lumayan "kuat". Informasi yang saya dapat, ternyata biji kopi yang beredar di Belitung sebenarnya adalah kopi Lampung...
Nah lo...
Oh ya, warkop-warkop ini juga menyajikan teh susu ya..
Di Beltim, kami menginap di Guest
hotel, yang ternyata dekat dengan Tugu 1001, jalan kaki aja sampe.
Begitu mengherankan betapa banyaknya kedai kopi disini dan setiap kedai selalu ada pengunjungnya, tidak ada satu kedai pun yang kosong. Foto-foto berikut adalah beberapa warung kopi di depan hotel, meskipun ada beberapa lagi yang tidak saya potret.
Begitu mengherankan betapa banyaknya kedai kopi disini dan setiap kedai selalu ada pengunjungnya, tidak ada satu kedai pun yang kosong. Foto-foto berikut adalah beberapa warung kopi di depan hotel, meskipun ada beberapa lagi yang tidak saya potret.
Kami makan malam, nasgor, di warung ini |
Mungkin
kedai kopi ini merupakan salah satu alasan mengapa tingkat kriminalitas
di Belitung sangat rendah, hampir tidak ada. Berbincang-bincang dengan
teman dan kolega kadang-kadang bisa membantu kita menyelesaikan problema
hidup yang kita jalani.
Satu
hal yang saya amati dari para pengunjung kedai-kedai kopi ini, semuanya
laki-laki, tua muda, namun jarang sekali terlihat perempuan di kedai
kopi selain pelayannya
Guest Hotel, sepertinya hotel is the
best in town saat ini. Karena hotel ini tergolong baru. Lokasinya
strategis, dekat dengan pasar, tidak jauh juga dari Pantai Serdang.
Hotel Sederhana, berada di samping Guest Hotel |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar