Saya tertarik tinggal di hotel Lux Melati, salah satu alasannya adalah karena dibilang hotel ini dekat dengan dermaga. Kami berencana mau liat sunrise di dermaga tsb. Pagi hari jam 5 lewat, saya cari info dari petugas hotel, yang ternyata memang dekat menurut beliau, sekitar sepuluh menitan jalan kaki.
Sebetulnya hotel Lux Melati ini terletak di jalan raya yang menghubungkan bundaran Satam dengan pantai Tanjung Pendam. Masalahnya ke Tanjung Pendam tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki, dan kami tidak sempat menanyakan ke Pak Yudis, apakah beliau bersedia mengantarkan kami ke Tg Pendam pagi hari. Jadi ke dermaga adalah pilihannya.
Berharap dapet sunrise, ternyata gagal, karena matahari di belakang kami. Dermaga juga kurang menarik buat foto foto. Hehe... Karena ini dermaga bongkar muat barang dan container, bukan dermaga kapal ikan. Sayang sekali saya lupa foto gerbang masuk dermaga.
Dalam perjalanan menuju dermaga, ada satu warung yang sedang bersiap-siap untuk buka dagang, aroma masakannya luar biasa mengundang selera. Meskipun warung ini bagian dari tempat tinggal pemilik warung, tempatnya bersih. Kami sempat "ngintip" sajiannya yang gaya warteg and rames. Oke-lah... After sunrise nyarap disini aja.
Bener banget... ! Enak..! Karena masakannya Belitung asli, kami pengen cobain semua. Akibatnya tentu saja harga "melonjak". Waktu kami masuk di dalam sudah ada beberapa orang antri, bungkus nasi campur. Saya liat, mereka rata-rata bayar 10rb / 15rb. Giliran kami... Kenanya 20rb.. ! Hahaha...
Setelah sarapan kami lanjutkan acara jalan kaki pagi hari menuju ujung jalan tempat warung kopi Kong Djie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar