Minggu, 16 Agustus 2015

Tamansari, Jogjakarta


Banyak orang menamai tempat ini dengan istilah Istana Air Tamansari. Kalau menurut "guide" yang menemani kami, tempat ini adalah taman rekreasi Raja dan para istri serta anak-anaknya
Dari penjelasan sang guide, selain sebagai taman bermain, tempat ini seolah-olah juga menjadi ajang Raja untuk memilih "wanita" yang mana yang beliau ingini untuk menemani sang Raja. Saya pikir, haruslah kita cari tahu lebih dalam mengenai hal ini. Cerita masa lalu  yang diceritakan di masa sekarang kadang-kadang sudah tidak orisinil lagi.





Tempat ini sebetulnya sangat bagus, dan layak disejajarkan dengan situs-situs dunia lainnya. Karena saya tahu, ada beberapa situs di luar negeri yang sebetulnya "tidak ada apa-apanya" namun pemerintahnya menjual situs tersebut dengan gencar, sehingga tentu saja turis mengalir deras.







Sangat saya sayangkan bahwa tempat ini kurang dikelola dan dirawat dengan baik, banyak coretan-coretan di dinding. Banyak pengunjung yang beristirahat, dengan duduk-duduk di tangga, mengobrol, mungkin berteduh dan merokok. Hal ini tentu saja mengurangi kenyamanan pengunjung yang lain dan keindahannya menjadi terganggu.
Mungkin lebih baik jika pengunjung yang datang diatur dalam kelompok dan ditemani seorang guide, sehingga pengunjung lebih teratur dan mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi, mengingat situs ini tidak terlalu luas. Atau mungkin ada cara lain, yang lebih baik, yang penting kebersihan dan keindahan tempat ini tetap terjaga.











Saat saya ke sini, saya tidak tahu apakah ada guide, cuma tiba-tiba saja ada seorang bapak yang menegur dan mulai bercerita. Tapi tidak semua pengunjung ditemani, terkesan pilih-pilih, siapa yang mereka mau temani.







Guide kami ini sepertinya juga agak komersial, kami diajak mengunjungi seniman lukis, dan ditawari untuk membeli lukisan. Namun diantara kami tidak ada yang tertarik untuk membeli.  Setelah dari galeri lukisan tsb sang guide tidak menemani kami lagi. Apa mungkin karena tidak ada yang membeli lukisan ? Entahlah... Semoga saja tidak. Yang jelas, ada spot-spot yang terlewatkan, yang tidak kami datangi. Dan saya baru tahu spot-spot tsb  setelah melihat foto-foto di internet.




Bukannnya harusnya kita lihat foto-foto di internet dulu, barulah kemudian mengunjungi situs ?  Yaahh... Mau gimana lagi, penyesalan selalu datang belakangan. Jika suatu saat nanti ada kesempatan ke Yogyakarta saya harus ke Tamansari lagi...



Foto diatas, beginilah cara "ambilnya"
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar