Sabtu, 29 Agustus 2015

Ujung Genteng, Sukabumi




Pantai di depan penginapan

Secara umum pantai di sini biasa saja, ombaknya besar karena posisinya sebagai laut selatan. Kondisi jalanan masih perlu ditingkatkan. Saat saya ke sini, jalan akses menuju penginapan dan pantai sedang di-aspal hotmix. 

Meskipun penduduk lokal banyak di sekitar pantai dan penginapan, tapi tidak terlihat banyak toko-toko atau pasar atau warung-warung makan seperti di Pangandaran atau Anyer atau bahkan Kuta-Bali yang ekstrim. Bahkan pedagang asongan pun tidak ada.

Makan malam kami beli di penginapan, untuk sarapan kami bawa mie instan dan minta tolong karyawan penginapan untuk memasaknya. 
  
  
Memasuki kawasan pantai

yang lebih menarik justru adalah tempat penangkaran penyu-nya, kira-kira 10 menit perjalanan dengan mobil dari penginapan, dan agak menjauh lagi dari penangkaran penyu - warga menyebutnya pantai pasir putih. Hanya saja kalau ombak sedang tidak bersahabat pengunjung diminta untuk tidak bermain air, sangat berbahaya, karena arus bawah yang kuat

penginapan kami
 
sewa 3 kamar non AC, 2 bed + 1 bed + 2 bed masing-masing dgn kamar mandi dalam

Setiap kali saya diajak main ke daerah Sukabumi, biasanya saya enggan menanggapi. Tapi seringkali rasa sungkan alias tidak enak hati sama teman akhirnya mengalahkan keengganan saya. Penyakit kronis perjalanan ke Sukabumi adalah kemacetan yang sampai saat saya ke Ujung Genteng kali ini, macet masih parah.

makan siang setelah melewati kemacetan

 Bagi yang sering arung jeram di Sukabumi di sungai Citarik atau Citatih, pasti "hafal" kondisi ini. Di sepanjang jalan ada beberapa pasar yang dilewati, dan kemacetan disebabkan oleh angkot yang berhenti sembarangan, kadang-kadang putar balik bahkan, ada pula orang lalu lalang, menyeberang di mana saja tempat. Dan jalan raya yang tidak terlalu lebar, kita harus berhadapan dengan truk besar atau container, seperti kita tahu, banyak sekali perusahaan garmen dan minuman di sini. Parahnya, kali ini ada beberapa ruas jalan sedang dibeton, dan diberlakukan pola buka tutup. 

Kami berangkat dari Cikarang sekitar jam 7 pagi dan tiba di Ujung Genteng jam 5 sore. 10 jam saja.....
Kalau berangkat lebih pagi, mungkin sedikit mengurangi waktu tempuh, dan ambillah jalur alternatif Sukabumi untuk menghindari pasar. Kami tidak melalui jalur ini karena mobil besar sepertinya tidak bisa melewati jalur tsb. 

pos pembayaran retribusi masuk kawasan Ujung Genteng


Memasuki kawasan Ujung Genteng wajib bayar
  
pagi hari sebelum sarapan tanpa mandi


di seberang penginapan

Banyak batu karang

akses menuju pantai dari penginapan
  
 
dari halaman penginapan, sedikit terlihat pantai di latar belakang

Perjalanan sejak keluar tol Jagorawi dinikmati dengan kemacetan. Sedangkan dari Sukabumi sampai Ujung Genteng bukan perjalanan yang "mudah" juga. Melewati bukit mungkin gunung, berkelok-kelok, sehingga kecepatan mobil berkisar 40 km/jam, jalan sempit juga. Beberapa teman sampai-sampai mabuk perjalanan karena kondisi ini. Ini juga yang menyebabkan lamanya waktu tempuh ke Ujung Genteng. Tapi yaaaaahh.... dinikmati saja...

 
Dalam perjalanan melalui perkebunan teh, berhenti sejenak karena mabok

Diantara kami belum ada yang pernah ke Ujung Genteng. Penginapan yang kami pakai, kami temukan di internet, dan sesuai dengan gambarnya. Ternyata di sini sudah banyak penginapan yang modelnya seperti kontrakan pada umumnya, berderet beberapa kamar, tidak bertingkat. 

Berikut ini foto-foto penginapan dan nomer terlpon, saya memotret saat berkendara dari hotel menuju pantai pasir putih tempat penangkaran penyu, jadi ada yang "pas" ada yang miring.. hehe...


 
Peondok Wisata Pebi
  









 
OTW Pantai Pasir Putih,  Penangkaran Penyu Pangumbahan

 
ini yang mahal pastinya, bisa dibooking via agoda atau booking dot com

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar