Sabtu, 28 April 2018

Pulau Seribu (Raja Lima), Nusa Penida, Bali


Ada yang bilang Pulau Seribu tapi ada juga yang bilang Raja Lima. Apapun namanya, tidaklah penting, cantiknya itu loh... ruar biasa... Jadi, apalah arti sebuah nama...






Awal cerita, seharusnya kami naik kapal yang jam 9 pagi dari Tanjung Benoa Pelabuhan Sanur, ternyata gagal total. Pertama karena keluar bandara terlambat, gara-gara menunggu mobil sewa. Kedua karena macet parah dari bandara ke Tanjung Benoa. Dengan gagalnya naik kapal jam 9 maka kami harus menunggu kapal jadwal selanjutnya, yang bisa menampung rombongan kami. Akhirnya kami baru kebagian tempat di  kapal jam 13. 

(update 20 Dec 2018, seharusnya pelabuhan Sanur bukan Tg Benoa)



Si Bli Made menjemput kami di pelabuhan dan langsung membawa kami ke Pulau Seribu.

Supaya bisa dapat foto-foto ini, ternyata perjuangannya juga luar biasa. Tangganya terjal, mungkin karena disesuaikan dengan kontur tebingnya. Saya yang sudah "tua" ditambah pula saya jarang beraktifitas fisik, naik turun tangga bikin nafas putus, dan lutut habis minyak.. hahaha... Temen saya yang "punya" Asma, terpaksa berhenti berkali-kali demi mengisi paru parunya dengan oksigen.



Diatas adalah foto perjalanan menuju viewing point. Itu teman saya si Dara.


Parahnya, viewing point-nya ternyata ada dua. Pantas saja waktu saya brosing-brosing, kok foto-foto orang ada yang beda ya... Yang satu ada pura kecil dan yang lain yang tidak ada pura. Nah, kedua viewing point ini berdekatan, namun beda jalur, artinya kalau kita mau foto di dua spot itu, maka proses naik-turun tangganya dikalikan dua.. hahaha...!



Nah, foto diatas ini adalah viewing point satunya, terlihat pura-nya ya. Teman yang lain sudah sampai sana, saya masih di sini...


Jangan sedih, meskipun bersusah payah, dan sengsara, semuanya terbayar lunas, ketika kita bisa foto disitu. Cantik sekali.

Di antara dua viewing spot itu kita melewati rumah pohon Molenteng.






Setelah bersusah payah, kami istirahat di warung yang sepertinya pengelola penginapan Rumah Pohon Molenteng. Saat kami break ada sepasang bule yang menanyakan mengenai booking-an mereka.


Teman-teman sholat di saung-saung di samping warung, karena memang tidak tersedia tempat untuk sholat.




Menurut info Bli Made, para tourist yang ambil paket one day trip dari Bali, tidak bisa jalan sampai ke Pulau Seribu, karena tidak cukup waktu. Jadi saya sarankan, sebaiknya ambil paket minimal dua hari - satu malam. Tinggal kita pilih spot mana yang mau didatangi.









Begitulah cerita tentang spot pertama kami di Nusa Penida, spot berikutnya adalah Atuh Beach. 




Note, beberapa foto adalah milik si WW Rangga-bus, thanks WW



Tidak ada komentar:

Posting Komentar